Film yang berdurasi sekitar 90 menit ini diproduseri oleh Rhonda
Byrne dan disutradarai oleh Drew Heriot. Tidak ada jalan cerita yang
perlu diikuti secara bertele-tele, karena the Secret dibuat dengan
format “kuliah” dari para master dalam bidang filsafat, spiritualitas,
motivasi, pengusaha, ahli keuangan, ahli fisika kuantum, dsb. Diselingi
dramatisasi singkat atas topik yang diulas. The Secret di Amerika
Serikat cukup ramai dibicarakan. Selain mendapat ulasan yang luas di
media, the Secret juga antara lain pernah tampil pada acara Larry King
November lalu, dan awal Februari 2007 ini akan tampil pada acara Oprah.
Film ini diawali dengan adegan seorang wanita yang sedang mengalami
masalah hidup, kalau tidak salah diperankan Rhonda Byrne sendiri.
Kemudian dia menemukan sebuah buku yang mengungkapkan rahasia terbesar
sepanjang jaman. Yang merupakan jawaban atas segala persoalan yang
sedang dia alami. Kemudian, karena penasaran, dimulailah pencarian akan
tentang the Secret itu sendiri, yang ternyata di masa lalu dikuasi oleh
orang-orang yang telah memberikan sumbangan besar kepada dunia, seperti
Newton, Emerson, Beethoven, Edison, Einstein, dsb. Byrne kemudian
menemukan beberapa Secret Teacher masa kini, yang akan membeberkan
rahasia tersebut.
Kemudian tampil-lah Bob Proctor memberikan pengantar tentang the
Secret. Kemudian satu per satu Secret Teacher yang lain tampil
memberikan penjelasan dari berbagai sudut pandang. Diantaranya John
Assaraf, Rev. Michael Beckwith, John Demartini, Jack Canfield, James
Arthur Ray, Joe Vitale, Lee Brower, Marie Diamond, Mike Dooley, Bob
Doyle, Hale Dwoskin, Cathy Goodman, Morris E. Goodman, John Gray, John
Hagelin, Bill Harris, Esther Hicks, Ben Johnson, Loral Langemeier, Lisa
Nichols, David Schirmer, Marci Shimoff, Denis Waitley, Neale Donald
Walsch, dan Fred Alan Wolf. Lengkap.
Jadi apakah sebenarnya the Secret yang konon di masa lalu dikubur,
disembunyikan, bahkan dilarang untuk diedarkan ke publik itu? Rahasia
terbesar itu adalah bahwa ternyata pikiran manusia akan membentuk
realitas yang akan dia alami. Konsep ini disebut juga Law of Attraction.
Bahwa pikiran kita sendiri yang selama ini menarik kejadian-kejadian
yang kemudian kita alami. Like attracts like. Pikiran yang positif akan
menarik hal-hal yang positif. Pikiran yang negative akan menarik hal-hal
yang negative. Inilah rahasia terbesar itu. Kedengarannya sederhana,
namun membawa dampak yang luar biasa. Jika hal ini benar, maka kita akan
dapat dengan mudah menentukan masa depan kita dengan mengatur pikiran
kita.
Pertanyaannya bagaimana kita dapat mengatur pikiran kita. Perhatikan
saja, dalam keseharian kita, betapa kita lebih sering berpikiran negatif
dari pada positif. Betapa sering pikiran kita ada dalam kondisi
“autopilot“, mengawang-awang, melayang-layang entah kemana. Memikirkan
ketakutan-ketakutan akan masa depan, memikirkan penyesalan di masa lalu,
yang akhirnya hal-hal negatif yang kita khawatirkan akan “ditarik“ ke
dalam hidup kita. Manusia berpikir ribuan kali dalam sehari. Sebagian
besar dilakukan tanpa kesadaran. Padahal setiap pikiran kita akan
membawa “buah“ nya.
Lantas bagaimana menjaga agar kita selalu memiliki pikiran yang akan
membawa hal-hal yang baik dalam hidup kita? Dalam hal ini perasaan
memegang peran sangat penting. Misalnya pikiran yang membawa
perasaan-perasaan marah misalnya akan membawa hal-hal yang menyebabkan
rasa marah. Sementara pikiran yang membawa perasaan cinta, akan membawa
hal-hal yang membuat kita tetap memiliki rasa cinta. Latar belakang
“ilmiah” dari Law of Attraction ini adalah bahwa pikiran kita adalah
gelombang, sebagaimana setiap partikel yang menyusun semesta ini.
Sehingga pikiran kita selalu membangkitkan getaran yang akan direspon
oleh semesta. Dalam fisika kuantum juga dikemukakan ide bahwa kejadian
di luar sana hanyalah samudera kemungkinan- kemungkinan, yang menjadi
“realitas” setelah dibentuk oleh pikiran. Jadi pikiranlah yang membentuk
“dunia” kita.
Lantas bagaimana memanfaatkan the Secret? Sesederhana Aladdin
menggunakan lampu wasiat nya. Kisah Aladdin adalah metafora interaksi
antara manusia (Aladdin) dan semesta (digambarkan sebagai Jin). Disaat
manusia sudah memutuskan permintaanya, maka semesta akan menjawab
dengan: “Your wish is my command!”. Untuk itu proses kreatif yang dapat
kita lakukan adalah: Pertama: Ask. Tentukan apa yang kita “minta”. Apa
yang kita inginkan untuk wujudkan. Kedua: Believe. Percaya bahwa apa
yang kita inginkan sudah dikabulkan. Percaya total diluar apa yang saat
ini kita sedang lihat ada alami. Kemudian: Receive. Yaitu Take Action
untuk menerima apa yang semesta berikan kepada kita. Proses ini dapat
menjadi lebih powerful dengan menerapkan dua hal, yaitu: Gratitude, rasa
syukur atas apa yang telah kita dapatkan. Dan Visualisasi, yaitu
melakukan visualisasi atas apa yang kita inginkan dalam bentuk gambaran
mental yang kuat, dan disertai perasaan yang mendalam.
Dalam bidang apakah the Secret dapat diterapkan? Nyaris dalam segala
bidang kehidupan. Tidak hanya dalam hal keberhasilan financial. The
Secret dapat kita aplikasikan dalam kesehatan, hubungan antar manusia,
dsb. Selengkapnya film ini membahas The Secret: to Money, to
Relationship, to Health, to the Word, to You, bahkan to Live.
Rhonda Byrne mengakui dalam komentar pada film nya, bahwa film ini
dibuat setelah dia memperoleh inspirasi dari dua buah buku self-help
classic, yaitu: the Science of Getting Rich (1910) karya Wallace D.
Wattles dan the Master Key System (1912) karya Charles F. Haanel. The
Master Key System disebut-sebut sebagai buku yang memperngaruhi Bill
Gates sewaktu drop out kuliah dan mulai membangun Microsoft. Buku ini
mengupas dengan sangat detil tentang Law of Attraction, jauh sebelum
penulis buku motivasi bermunculan di AS. The Master Key System asli nya
adalah materi kursus tertulis yang diberikan oleh Haanel. Haanel adalah
seorang industrialis sukses masa lalu. Dan orang bersedia membayar
$1,500 (jumlah yang sangat besar masa itu) untuk mengikuti kursus
tertulisnya. Konon didikan Haanel pun mengikutu kisah sukses guru nya.
Secara umum menonton film ini jelas bermanfaat. Anda disajikan
intisari dari ratusan buku sukses yang pernah ada. Langsung dari
pakarnya. Tahun 2005 saya sempat juga menyaksikan film sejenis, yang
berjudul What the Bleep Do We know?. “Bleep” disini maksudnya adalah
sensor dari “F word”. Beda nya, the Bleep lebih mengupas tentang Quantum
Physics dan bagaimana pikiran manusia membangun realitas yang dia
alami. Format nya pun hampir sama. Kuliah dari pakar yang diselingi
drama. Bahkan dua pakar dalam the Bleep tampil juga dalam the Secret,
yaitu John Hagelin dan Fred Alan Wolf. Keduanya pakar fisika kuantum.
Hanya dramatisasi dalam the Bleep jauh lebih menarik karena ada jalinan
cerita nya. Pemeran nya pun tidak tanggung-tanggung, aktris tuna rungu
pemenang Oscar Marlee Matlin.
Jadi? Yang belum sempat nonton, setelah tahu prinsip-prinsipnya,
segara gunakan the Secret untuk menarik hal-hal positif bagi diri Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar